Senin, 29 Agustus 2016

Menjemput Mimpi




29 Agustus 2016
Kawan...
Taukah kamu bahwa nama kita ternyata santer di langit dan di bumi. Malaikat, beserta seluruh penghuni langit dan bumi, hingga semut yang bersembunyi juga dedaunan yang menari menyebut nama kita, melantunkan doa terindah buat kita.
Iya, memang tak pernah salah Allah memberi kesempurnaan ciptaan-Nya buat kita, tapi memang karena itu?

Bukan, sama sekali tak berhubungan dengan hal itu. Asal kamu tahu, kalaulah kita diciptakan dengan sebaik-baik ciptaan tapi tak pernah patuh semua kesempurnaan sama sekali tak ada arti.

Ataukah kita yang sombong, hingga merasa malaikat mendoakan kita?
Bukan juga, aku bukan pembohong... Perkataan indah Imam Ghazali menbuat aku merasa menjadi manusia sangat beruntung,.
 Barang siapa yang mengetahui sesuatu dan mengamalkan apa yang dia ketahui maka dia akan mendapat pengagungan di kerajaan langit. Sebagaimana juga matahari yang menyinari lainnya. Dan barang siapa yang menyibukkan diri dengan belajar maka sungguh ia telah mengerjakan sesuatu yang mulia, maka dia akan dijaga adab dan tugasnya”

Ah, itu hanya ditujukan buat orang yang mengetahui dan mengamalkan? sedangkan kita? Apa yang telah kita amalkan? Seakan semua yang telah disampaikan ustadz hanya angin berlalu...
Omong kosong, aku yakin hanya orang yang berputus asalah yang mengucapkan itu. 

Terkadang kita memang kurang memahami hakikat ilmu itu.  Apa tujuan kamu menuntut ilmu? Apa tujuan kamu ikut aku sekolah, ikut aku membaca buku, ikut menulis makalah bahkan bersusah payanh menghafal Ayat Allah. Harus rela bertahan di negri orang, harus membendung rindu dalam-dalam, harus rela melepas kekasih, bahkan harus rela melawan letih. Bukankah begitu?
Apa tujuan kamu kawan? Untuk mendapat pekerjaan yang layak? Atau untuk menyamakan derajat dengan suami impian kelak? atau bahkan untuk mencari titik kelemahan ulama’? 

Aku yakin, hati kamu bersih dari semua kemungkianan duniawi kawan.
Tidak ada tujuan lain yang aku, dan kamu selalu harap kawan, melainkan kenikmatan untuk senantiasa mendekat dan mengenal kekasih kita penuh dengan kesempurnaan. Dan tidak akan ada kenikamatan lebih selain itu. Lebih dari cukup...

Aku yakin dengan begitu kelak pertemua kita pasti akan terjamin kawan.  Bukan hanya harapan, tapi kepastian.
Kerinduanku hanya tertumpu pasa satu kasih sayang nyata, dan aku juga berharap kelak kamu juga akan mencicipi kawan. Duduk bersama, bercengkrama, bersua, mengobati dahaga dan meluapkan rindu yang telah lama tertunda. Seakan terdengar hanya khayalan. 

Tapi, aku tidak sedang mengajak kamu berkhayal kawan, tapi bermimpi, dan saat ini kita sedang merangkak menuju mimpi. Sekali lagi ini bukan hanya untaian mimpi kawan, tapi sekarang kita sudah berjalan menjalani proses untuk bersua dengan mimpi itu. Yakinlah, aku tidak sedang berbohong...
Janganlah kamu anggap saat ini kita hanya sedang mendengar tata cara meraih mimpi, tapi saatnya kita melalukan upaya untuk meraih mimpi.

Kawan...
Bebahagialah jika kamu, begitu juga denganku jika malaikat dan semua penghuni langit dan bumi mendoakan kita. Kita memang bukan orang terkenal, tapi kita akan dikenal.
Aku memang  tak bisa melukiskan kebahagian yang aku rasa, tapi aku akan memohonkan kebahagiaan juga untuk mu kawan...

Maka ingat kawan, saat ini kita tidak sedang bermimpi, tapi sedang merangkak menuju mimpi. Jangan sampai lelah menghampiri perjalanan kita kawan. Aku tak mau hanya kamu, atau bahkan aku yang meraih mimpi itu. Tapi aku selalu berharap kita akan tetap berjalan bersama ntuk meraih mimpi, dan akan beristirahatdi rumah mulia-Nya. 

Doaku, Robby kuatkan langkah kami untuk tetap berthalabul ‘ilmi dan sampaikan pada penghuni istana muliamu-Mu tunggu kedatangan kami.
22.38