Kawan kamu tahu kita mempunyai berapa nyawa?
Haha, pertanyaan sangat aneh yang
pernah aku dengar. Jelas jelas kita hanya mempunyai satu nyawa yang sekarang
sedang bersemayam di jasad.
Terus, kita punya berapa kepribadian?
Ya, satu juga... yang sedang kamu
hinggapi sekarang pada diri kamu.
Terus kenapa banyak istilah, bermuka
dua, dunia maya, munafik, dan seabreg istilah lain yang seakan menggambarkan
kalo manusia itu mempunyai banyak jenis sikap, kepribadian, atau apalah yang
mungkin sejenis dengan itu.
Kawan, bukan... kita hanya berada pada
satu dunia, ya dunia yang sekarang sedang kita enyam saat ini, dan bukan yang
lain. Jika masa kontrak kita di dunia ini telah habis, kita tinggal berpindah
pada dunia lain. Dan bukan menuju dunia maya. Dari mana kamu temukan istilah
itu?
Coba kita telusuri terlebih dahulu, mengapa muncul istilah dunia maya?
Dunia, salah satu pengertiannya adalah bumi dengan segala sesuatu yang
terdapat di atasnya , planet tempat kita hidup, kurang lebih
seperti itu dan kata ini terdapat kira-kira 4.000 bahasa. Kurang
lebih begitu, sedangkan maya di dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan sesuatu
yang hanya tampaknya ada, tetapi nyatanya tidak ada; hanya ada dl angan-angan,
atau lebih tepatnya khayalan.
Hmmm...
Entahlah,
mungkin dunia itu hanya merupakan tempat di mana manusia berhayal tentang
sesuatu. Mulai dari berhayal nama, mungkin dia merasa lebih senang dengan nama
indah yang telah ia rancang sedemikian rupa. Ataupun tempat berhayal dengan
segudang sikap dan kepribadiannya seakan tergambar dalam sosok yang dikenal
istimewa. Dan segudang hayalan lain.
Mungkin,
aku sendiri menyadari akan hal itu kawan. Denagn segala bentuk perubahan sikap
yang tergambar dalam model tulisan sehingga terbentuk sesosok manusia baru, dan
akhirnya membuatnya berani membuat sikap yang baru pula.
Benar
benar tipuan, semua hanya gambaran semu. Semua hanya terenofasi dengan poles
unik yang membuat semua terlihat indah dan sempurna.
Mungkin
semua terdengar lucu...
Kawan,
tapi tahukah kamu? Ini memang benar-benar terjadi. Dan akupun salah satu orang
yang terjun dalam dunia itu. Lalu apa yang harus aku lakukan?
Satu
kunci yang tak ternah terlepas, dunia ini hanyalah fana, senda gurau dan hanya
permainana belaka. Kamu pasti sudah sangat paham itu kawan. Tak perlu jauh
berseluncur dalam dunia maya, arus dunia nyata pun semua hanya permainan...
Tak
ada yang perlu di salahkan..
Hanya
saja aku berpesan buat kamu kawan hati-hati. Mungkin, aku hanya bisa berpesan
dengan satu kata ini. Aku juga menemukan satu solusi yang tepat untuk menangani
masalh ini. Tapi tak ada salahnya bila kita berbekal hati –hati ini.
Mungkin,
kalau kamu bisa meninggalkan itu semua saat ini aku sangat bersyukur. Karena
sama sekali tak ada yang menjamin akan kejujuran dalam dunia itu.
Ah,
mungkin memang terdengar susah. Tapi aku yakin kamu pasti bisa mengambil
langkah terbaik kawan. Aku tak mau kalau kamu malah menikmati dunia itu. Aku
khawatir kamu lebih berpotensi untuk membuat asumsi lain terhadap kepribadian
kamu.
Tak
perlulah kita membuat banyak muka dalam dunia itu. Karena aku berharap
perbaikan dan perubahan pribadi tidak hanya dalam maya, namun nyata yang mengiringi
kita itulah yang bernama kehidupan. Maka, jangan salahkan aku jika aku
berasumsi baik atas dirimu karena tulisanmu, begitupun sebaliknya. Namun,
tetaplah dunia itu sebenarnya tak pernah ada. Hanya pertemuan layarlah yang
sedang memperbudak kita.
Kawan,
tak ada yang aku harap melainkan hanya untuk kebaikan kita...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar