Senin, 15 Agustus 2016

MENUAI BERKAH DENGAN SEDEKAH





إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka dan mereka akan mendapat pahala yang mulia” (QS. Al-Hadid: 18)

Ukhtah... Kali ini kita akan mentadaburi ayat yang Allah ditujuakan bagi orang yang bersedekah. Yang mana dari sedekah tersebut pastilah seorang hamba bisa menambah bekal untuk kehidupannya kelak di akhirat. Sedekah secara umum adalah memberikan sebuah harta atau apapun kepada orang lain dengan benar-benar mengharap keridhoan Allah.
Sedang dari ayat diatas Allah menyebutkan pahala yang akan diberikan kepada orang-orang yang bersedekah -baik laki-laki maupun perempuan- yang medermakan sebagian dari harta mereka kepada orang yang membutuhkan pertolongan yaitu orang fakir maupun miskin. Yaitu orang yang menyerahkan dengan niat ikhlas karena mengharap ridha Allah, tidak menginginkan sedikitpun balasan dari orang-orang yang diberi olehnya.
Diantara balasan yang Allah janjikan kepada orang yang mensedekahkan hartanya adalah, bahwasannya Allah akan melipatgandakan hingga sepuluh kali lipat, dan dilipatgandakan lagi menjadi tujuh ratus kali lipat. Sebagaimana sabda rasulullah dari Allah Ta’ala:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ  ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً “
“Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau meriwayatkan dari Tuhannya, Tabaaraka wa ta’aala. Firman-Nya : “Sesungguhnya Allah telah menetapkan nilai kebaikan dan kejahatan, kemudian Dia menjelaskannya. Maka barangsiapa berniat mengerjakan kebaikan tetapi tidak dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Jika ia berniat untuk berbuat kebaikan lalu ia mengerjakannya, Allah mencatatnya sebagai 10 sampai 700 kali kebaikan atau lebih banyak lagi. Jika ia berniat melakukan kejahatan, tetapi ia tidak mengerjakannya, Allah mencatatkan padanya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia berniat melakukan kejahatan lalu dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu kejahatan”. (HR. Bukhari: 6491 dan Muslim: 131)
            Maka dari hadits diatas dapat kita ketahui bahwasannya Allah akan melipat gandakan setiap amalan kebajikan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Akan tetapi dalil diatas  tidak menunjukkan pembatasan Allah dalam memberi balasan kebaikan kepada hamba-Nya. Karena dalam hal ini Allah bisa melipatgandakan menjadi lebih dari tujuh ratus kali lipat kebaikan kepada hamba yang dikehendaki-Nya.
            Sungguh kerdillah orang yang selalu berfikiran sedekah akan mengurngi harta, ataupun sedekah menjadikan seseorang bertambah miskin dan merasa kekurangan. Karena hakikat sedekah sedikitpun tidak akan mengurangi harta kita. Karena harta kita yang sesungguhnya justru harta yang kita telah sedekahkan, dan bukan harta yang saat ini kita genggam.
Sedangakan kalimat “pinjaman” pada ayat di atas sebagai bentuk penegasan, yang mana seseorang yang bersedekah sama artinya meminjamkan, dan pastinya seorang yng bersedekah  berhak akan mendapatkan kembalian (pahala). Bukankan pinjaman itu pasti akan dikembalikan?
            Kemudian Ibnu Qayyim memberi alasan sebagai berikut “Orang yang memberi, ketika mengetahui bahwa hartanya akan kembali, pasti jiwanya akan tenang dan mudah mngeluarkannya. Jika yang dipinjami menepati janji, maka hal itu akan membuat dirinya lebih rela untuk mengeluarkannya. Begitu juga jika dia mengetahui bahwa yang meminjamnya itu berniaga untuk dirinya, kemudian menjaga, dan kelak akan melipatgandakannya, maka hal itu akan semakin membuatnya rela untuk meminjamkan.  Dan jika dia tahu atas apa yang dilakukan itu akan mendapat pahala lain selain apa yang diberikan, niscahya ia tak akan berhenti meminjamkan, kecuali jika dihatinya terdapat penyakit seperti bakhil, pelit, dan tidak percaya akan pengembalian.”
Maka hanya Allahlah yang berhak untuk disyukuri. Rabb pemilik segala rahmat dan karunia. Itulah salah satu bentuk tanda kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya. Sungguh ayat ini memiliki pengaruh besar dalam memotivasi seorang hamba untuk bersedekah. Betapa tidak, karena Allah akan melipatgandakannya tanpa batas. Tidak hanya sepuluh atau tujuh ratus, bahkan lebih dari itu. Maha besar Allah yang Maha Pemurah. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang ringan mengeluarkan sedekah serta ikhlas karena-Nya.
Wallahu a’lam bish shawwab...
Referensi:              Tafsir Ibnu Katsir juz 13 hal 425
Shahih Bukhri juz 4 hal 189
                                                Shahih Muslim Baitul Afkar hal 132
                                                Syarkh Arba’in Nawawi hal 339

Tidak ada komentar: